gravatar

Renungan Sejenak

Belajar dari Socrates

Post : 01/08/2005

Kedukaan bisa datang dari ucapan yang tidak direncanakan, atau telinga yang lupa menutup diri. Aku sering mengalami ini. Berbincang dengan rekan-rekan, saling melempar canda, lalu, dari saling cerita itu, "gosip" bisa diam-diam menyelinap. Dan luka datang tanpa dipanggil.

"Eh, tahu nggak , Biru, aku mendengar sesuatu tentang Pipit. dia ternyata tidak sebersih yang kita kira...." atau, "Kayaknya, dia tidak seikhlas itu deh, dulu dia pernah..."



Lama-lama aku sadari, selinapan "gosip" ini menjadi beban yang luar biasa. Syak-wasangka, purbaduga, benci, bisa datang dengan begitu indahnya, yang bahkan tanpa membutuhkan --mengikuti prinsip jurnalisme-- verifikasi. "Gosip" diterima menjadi sebuah kebenaran baru, sebagai kejutan yang menggairahkan dalam memandang seseorang. Dan anehnya, entah kenapa, kadang benci bisa jadi begitu mengasyikkan. bermain dalam ketidakjelasan, menduga-kira, memanjangkan khayal dari secuil info, menebak keseluruhan hidup teman dari puzzle sas-sus, lalu "merasa" tahu tentang sesuatu yang dia sembunyikan, hmm... bisa memancing rasa bangga. Betapa aneh, karena kadang rasa bangga itu bertaut dengan kedukaan ketika menyadari bahwa "diriku" ternyata masih bisa dibohongi.

Tapi, darimana muncul "rasa dibohongi" itu?
Darimana lahir kedukaan karena menyadari sahabat tidak seideal yang aku bayangkan? Ya, dari cerita-cerita yang seharusnya tidak aku dengar. Cerita-kabar yang memang tidak menjadi milikku.

Karena itu, ketika tadi pagi, seorang teman dengan tergopoh-gopoh membuyarkan mimpiku, hanya karena ingin berbagi kabar tentang Non, aku marah. Aku menolak kehadirannya. Aku tidak mau dengar sesuatu yang bukan menjadi hakku. Tapi dia memaksa, "Ini demi masa depan kamu. Kamu harus dengar kabar ini, penting banget..."

Sempat sedikit ragu menguasai benakku. Ada apa dengan Non? Adakah sesuatu tentangnya yang tidak aku ketahui? Tapi, lintasan ragu itu segera kuhapus. Aku tepuk bahu sobatku, yang mungkin bermaksud baik. Lalu, sambil duduk, aku sorongkan rokok. "Merokoklah," kataku. "Sebelum kamu ngomongin Non, biarlah aku yang bercerita dulu. Jika sesudah ceritaku ini kamu masih tetap mau ngomongin Non, aku akan mencoba mendengar."

Temanku itu setuju. Aku pun bercerita tentang Socrates.

******

Suatu pagi, seorang pria mendatangi Sokrates, dan dia berkata, "Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda?"

"Tunggu sebentar," jawab socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. ujian tersebut dinamakan saringan tiga kali."

"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut.

"Betul," lanjut Socrates. "Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan hal yang bagus bagi kita untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai saringan tiga kali.

"Saringan yang pertama adalah kebenaran. Sudah pastikah bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah kepastian kebenaran?"

"Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda".

"Baiklah," kata Socrates. "Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Hmm... sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu kebaikan. Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?"

"Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk".

"Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar. hmmm... Baiklah Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu kegunaan. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?"

"Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut.

"Kalau begitu," simpul Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya?"

******
"Bagaimana?" tanyaku pada si teman, "Ada berita apa tentang Non?"

"Ahh, nggak ada apa-apa. thanks ya, rokok kamu enak," katanya, dan pergi setelah menepuk pundakku. (Dikutip dari blog Elang-Bara)


From : (suaramerdeka)

Baca Selengkapnya »»
gravatar

Bisnis Itu Menarik, Mengasyikan dan Menghasilkan

10 Tips Memulai Bisnis yang Sukses

1. Kerjakan apa yang Anda sukai. Anda akan mencurahkan banyak waktu dan energi untuk memulai sebuah bisnis dan membangunnya menjadi usaha yang berhasil, jadi sangat penting bahwa Anda sangat menikmati secara mendalam apa yang Anda kerjakan, apakah menjalankan sewa pemancingan, mengkreasikan tembikar atau memberikan nasehat keuangan.

2. Mulai bisnis Anda ketika Anda masih bekerja. Berapa lama paling banyak orang bisa tanpa uang? Tidak lama. Dan ini akan menjadi waktu yang lama sebelum bisnis baru Anda benar-benar membukukan keuntungan. Menjadi karyawan ketika memulai bisnis berarti ada uang di saku ketika Anda memasuki proses memulai bisnis.

3. Jangan kerjakan hal tersebut sendirian. Anda membutuhkan dukungan ketika memulai bisnis (dan setelahnya). Seorang anggota keluarga atau teman yang dapat memberikan ide dan akan mendengat secara simpatik hingga hal penting tarakhir memulai bisnis tidak ternilai harganya.

4. Pertama dapatkan klien atau pelanggan. Jangan menanti sampai Anda telah secara resmi memulai bisnis hingga garis ini, karena bisnis Anda tidak dapat bertahan tanpa mereka. Kembangkan jaringan atau network, buat kontak. Jual atau berikan produk atau jasa Anda. Anda tidak dapat memulai pemasaran terlalu cepat.

5. Tulis perencanaan bisnis. Alasan penting membuat rencana bisnis adalah langkah ini dapat membantu Anda menghindari habisnya waktu dan uang mwmulai bisnis yang tidak akan sukses.

6. Lakukan riset. Anda akan mengerjakan banyak penelitian sepanjang rencana bisnis, tetapi itu barulah awalnya. Anda untuk menjadi ahli dalam industri Anda, produk dan jasa. Jika Anda telah selesai. Bergabung pada asosiasi industri atau profesional yang berhubungan dengan bisnis Anda sebelum memulai bisnis merupakan ide yang bagus.

7. Dapatkan bantuan profesional. Di satu sisi, hanya karena Anda menjalankan bisnis kecil, bukan berarti Anda harus menjadi ahli di bidang apa pun. Jika Anda bukan seorang akuntan, hire lah satu atau dua orang misalnya. Jika Anda ingin menulis kontrak, dan Anda bukanlah seorang lawyer, hire lah 1 orang. Anda akan membuang lebih waktu dan munkin juga uang untuk mencoba melakukannya sendiri pekerjaan dimana Anda tidak memiliki kualifikasi untuk mengerjakannya.

8. Dapatkan uang. Simpan jika harus, mendekati investor potensial dan pemberi pinjaman. Gambarkan perencanaan keuangan jatuh ke belakang. Jangan mengharapkan memulai bisnis dan kemudian berjalan ke dalam bank dan mendapatkan uang. Pemberi pinjaman tradisional tidak seperti ide baru dan tidak seperti bisnis tanpa pembuktian track records.

9. Jadi lah profesional semenjak memulai. Segala sesuatu tentang Anda dan cara Anda menjalankan bisnis membuat orang-orang tahu bahwa Anda seorang profesional yang menjalankan sebuah bisnis yang serius. Ini berarti mendapatkan semua pelrengkapan seperti kartu bisnis profesional, telepon bisnis, dan alamat email bisnis, dan memperlakukan orang secara profesional, cara yang sopan.

10. Jalankan hukum dan keluarkan pajak dengan benar pada kali pertama. Hal tersebut lebih sulit dan lebih mahal dibandingkan mengerjakannya setelah itu. Apakah bisnis anda butuh teregistrasi? Akankah Anda harus memiliki asuransi untuk karyawan atau deal dengan pajak gaji? Akan bagaimana bentuk bisnis yang Anda pilih mempengaruhi situasi pajak pendapatan Anda? Pelajari kewajiban pajak dan hukum sebelum Anda memulai bisnis dan mengoperasikannya.

by haryowner

Baca Selengkapnya »»